Posted in Ewako, Kandang, Mattoangin

Vs Borneo Fc (A), Kurang Menggigit

Pertandingan pertama di bulan Ramadhan dan harus bermain lebih malam dari biasanya. meski bermain setelah buka puasa namun tidak bisa dipungkiri bahwa pemain yang menjalankan puasa di siang hari harus belajar beradaptasi pada situasi sepertix ini apalagi latihan digelar hanya sore hari.

Di awal pertandingan, stadion Mattoangin lebih terang dari sebelumnya. cahaya lampu stadion sudah lebih baik dan menurut saya sudah sangat layak untuk bermain malam. PSSI memang memberi catatan kepada manajemen Psm untuk membenahi lampu stadion jika tidak mau menjadi tim musafir. Namun akhirnya manajemen merealisasikan janjinya dan menampu lampu penerang sebelum deadline akhir Mei.

Formasi yang diturunkan pada malam ini sudah sangat ideal. Rivky di bawah mistar gawang sekaligus kapten tim. Abd Rahman, Paulle, Kipuw dan Wasyiat menjaga pertahanan. trio Rasyid, Klok dan Pluim sangat mewah di lapangan tengah sedangkan di depan ada Bruce, Zulham dan Ferdinand.

Awal pertandingan, Psm terlihat terlalu berhati-hati dan sesekali menyerang. Rasyid sudah mulai menemukan kembali cara bermainnya. Klok seperti biasanya sangat enerjik dan ekplosif saat menyerang. Pluim dengan ciri khasnya menari dan membuat frustasi pemain lawan yang mengawalnya. Zulham yang mungkin tidak terlalu menonjol pada pertandingan ini. Bruce sendiri sudah bekerja keras namun belum menemukan celah untuk membuat gol pertamanya. Ferdinand nampaknya kurang greget, hanya sekali peluang yang lahir dari sundulannya namun tepat mengarah di pelukan kiper Borneo.

Duet Abd Rahman dan Paulle seperti biasanya bisa menjadi jaminan mutu bagi Rivky untuk mengurangi bebannya menjaga gawangnya dari kebobolan. Abd Rahman sudah sangat baik membaca permainan lawan, memotong serangan lawan apalagi jika berbicara urusan bola atas. Paulle pun demikian halnya hanya saja terkadang Paulle terlalu labil sehingga terkadang dia terlibat friksi dengan lawan yang membuatnya menerima kartu kuning padahal seharusnya tidak terjadi. Wasyiat beberapa kali kedodoran namun bahkan di awal laga, dua kali operannya salah menemui sasaran. Kipuw di sebelah kanan sudah sangat baik meredam Tibo mengeksploitasi pertahanan Psm namun saat menyerang, Kipuw masih terlalu canggung. babak pertama praktis berjalan terlalu monoton dan tidak ada serangan yang terlalu membahayakan gawang Borneo selain sepakan Rasyid saat menyambut umpan Bruce.

Babak II yang diharapkan berjalan lebih menarik ternyata tidak seperti harapan. Laga berjalan sangat membosankan karena kedua tim bermain terlalu berhati-hati. Psm yang seharusnya bermain lebih agresif ternyata mengikuti pola permainan Borneo.

Awal babak 2, Asnawi masuk menggantikan Rasyid. anak muda ini akan langsung terbang ke Yogyakarta mengikuti pelatnas U-19 setelah pertandingan ini. Usaha Ra Albert menunda keberangkatan Asnawi bergabung dengan timnas U-19 ternyata sangat tepat. Permainan anak muda ini yang dianggap sangat mirip dengan Casemiro baik dari wajah maupun cara bermain, benar-benar menunjukkan dirinya bahwa dia layak dipanggil Timnas. dia tanpa henti berlari mengejar bola, mematahkan serangan lawan dan membangun serangan saat bola di kakinya. Umpan terobosannya ke Zulham hampir membuahkan gol seandainya saja kiper Borneo tidak sigap keluar dari gawangnya menghalau bola. satu hal yang membuatku harus angkat topi pada anak ini yaitu cara bermainnya yang tidak cengeng. beberapa kali dia ditekel lawan namun kemudian bangkit mengejar bola sebelum dia benar-benar yakin bahwa wasit menganggap pelanggaran, bahkan jarang sekali dia melakukan protes keras terhadap keputusan wasit selain meminta maaf ketika dia melakukan pelanggaran.

Guy kemudian masuk menggantikan Zulham. serangan Psm kembali hidup. Plessing Guy dari sisi kanan pertahanan Borneo hampir merobek gawang Borneo namun kiper Borneo mampu menghalau bola keluar lapangan.

Memasuki menit 80, saya sudah frustasi melihat skor masih draw dan  serangan Psm yang tidak terlalu berbahaya. Pellu masuk menggantikan Bruce pun tidak terlalu signifikan. serangan Psm sangat mudah dipatahkan barisan pertahanan Borneo bahkan sebelum masuk dalam kotak pinalti.

Memasuki menit 90, harapan Psm memetik poin sempurna semakin tipis hingga akhirnya, satu serangan dari sebelah kanan diarahkan langsung ke depan kotak pinalti, Ferdinand melompat menjemput bola namun dilanggar sehingga 0eluang Psm dari tendangan bebas tepat di depan gawnag Borneo. saya mengira bahwa Pluim yang akan mengeksekusi peluang ini mengingat dia selalu menjadi pemecah saat tim buntu namun ternyata Guy dengan percaya diri memegang bola dan meletakkan di titik pelanggaran. sekali tarikan nafas, Guy melepaskan tendangan yang meluncur bebas tepat di sudut kanan gawang Borneo yang tidak bisa dijangkau oleh kiper. skor menjadi 1-0 untuk keunggulan Psm. Guy menjadi pembeda di laga malam ini meski sejatinya Psm tidak terlalu bermain menawan. setelah gol tersebut, masih ada peluang matang yang gagal dimanfaatkan oleh Ferdinand namun keunggulan ini cukup menenangkan para suporter Psm yang memadati stadiom Mattoanhin malam ini setelah mereka selesai shalat Tarawih berjamaah di kompleks stadion.

 

Author:

Fan of Psm Makassar yang lebih sering menonton lewat layar kaca dan tidak pernah tergabung dalam sebuah komunitas superter Psm.

Leave a comment